Chereads / Hero Alliance / Chapter 50 - Chapter 50 : Preparation

Chapter 50 - Chapter 50 : Preparation

*Kantor S.E.I.D.*

Seminggu telah berlalu semenjak peristiwa jebolnya penjara bagian Metrokarta City. Tidak ada tanda-tanda penurunan unjuk rasa masyarakat kali ini dan mereka masih saja marah dan tingkat ketidakpercayaan masyarakat kepada S.E.I.D. semakin tinggi.

Agent Peterson yang melihat dari CCTV banyaknya warga yang berada di depan gedung berkumpul untuk menuntut agar S.E.I.D. dan sistem Hero dibubarkan semakin pusing. Masih sangat banyak yang harus diurus oleh mereka saat ini.

"Tcih. Membubarkan sistem Hero? Apa mereka bodoh?" gumam Agent Peterson.

Ia bangkit dari tempat duduknya dan mondar-mandir sambil berpikir apa yang bisa mereka lakukan saat ini untuk meredam unjuk rasa masyarakat. Dan tiba-tiba datang seseorang menghampirinya.

"Mereka belum berhenti juga?" Ternyata yang datang adalah Agent Haruna.

"Ya. Masyarakat tidak akan puas sampai kita memberikan bukti nyata kepada mereka. Tapi mereka malah bicara omong kosong seperti membubarkan sistem Hero dan semacamnya."

"Apa tidak ada yang bisa kita lakukan?"

"Entahlah. Aku mencoba menghubungi tiga Hero Mythical, tapi yang bersedia ikut dalam misi ini hanya Sword Master saja. Dan saat aku menyuruhnya untuk bicara di depan publik, dia langsung menolaknya mentah-mentah."

"Kenapa?"

"Dia bilang dia tidak bisa bicara di depan orang banyak dan menyuruhku untuk mencari orang lain."

Agent Peterson menghela nafas berat karena keadaannya sangat merepotkan saat ini. Satu persatu rencananya gagal karena hal-hal konyol. Jika dia terus bermain bersih seperti ini dan gagal, maka tidak ada cara lain selain mengotori tangannya sedikit.

Saat sedang melamun dan berpikir seperti itu, tiba-tiba ada seorang Hero yang masuk ke ruangan Agent Peterson. Dia adalah Fire God.

"Jadi lebih rumit, ya? Hahaha ... kau pasti sedang kerepotan ya, Peterson?"

"Jika kau datang hanya untuk menertawakanku, lebih baik kau pergi dari sini."

"Hehe ... ternyata dugaanku benar. Sifatmu jadi lebih sensitif begitu."

"Lalu apa yang akan kau lakukan? Apa kau akan membantuku atau hanya menertawakan ketidakberdayaanku ini."

"Untuk itulah aku datang kesini, aku yang akan bicara dengan mereka secara langsung."

"Bicara?"

Agent Peterson kali ini sedikit tertarik dengan rencana yang diajukan oleh Fire God. Meksipun dia bukan seorang Hero Mythical, tapi perannya saat melawan Lord Irits tentu saja membuat reputasinya baik di mata masyarakat. Setelah berpikir sebentar, Agent Peterson kembali berbicara.

"Mungkin kau bisa."

"Aku tahu itu. Selain para Hero Mythical itu, hanya aku yang bisa melakukannya," ucap Fire God percaya diri.

Agent Peterson kemudian tersenyum. Mereka secara cepat menyiapkan konferensi pers yang akan dihadiri oleh Fire God dan beberapa petinggi S.E.I.D.

Sementara di luar markas S.E.I.D., para media dan masyarakat yang sedang beristirahat karena sudah seharian berdiri di depan gedung terkejut setelah melihat beberapa orang dari S.E.I.D. berpakaian jas tuxedo lengkap keluar dari dalam gedung. Dia adalah Agent Peterson dan Agent Haruna.

"Hn? Siapa itu?"

"Seseorang keluar dari dalam? Apa mereka orang dari S.E.I.D."

"Kalau dilihat dari pakaiannya, sepertinya begitu."

Mereka yang tadinya lesu dan lelah, langsung berdiri dan mulai mengerubungi orang-orang dari S.E.I.D. yang baru keluar tadi. Mereka langsung menyerbu mereka dengan berbagai macam pertanyaan yang hampir tidak terdengar karena semuanya saling berebutan.

"Pak, saya punya pertanyaan!"

"Tidak! Saya duluan!"

"Saya duluan yang sampai kesini!"

Dor...

Orang-orang dari S.E.I.D. itu tidak menjawab pertanyaan mereka dengan ucapan, melainkan dengan sebuah tembakan ke udara yang membuat semua media dan warga terkejut lalu sedikit mundur dan akhirnya terdiam.

"Kami akan mengadakan pers sekarang, media dari TV dan beberapa orang perwakilan diperbolehkan masuk, sisanya saya sarankan untuk pulang ke rumah."

"Pers? Apa yang akan kalian lakukan lagi? Apa kalian akan menipu kami lagi dan bilang kalau semuanya akan kalian urus?!"

"Ya! Itu benar!"

Ucapan salah satu warga itu membuat pengunjuk rasa lainnya jadi ribut dan berteriak lagi. Mereka sudah benar-benar tidak percaya dengan apapun yang dikatakan oleh S.E.I.D.

Tapi salah satu orang dari S.E.I.D. tadi menghampiri warga yang memprovokasi warga lainnya.

"Lalu apa yang akan kau lakukan? Membubarkan S.E.I.D. dan sistem Hero ini?! Apa kau bisa menangkap sepuluh orang itu seorang diri?!" ucap Agent Peterson.

"Ya ... itu ... kami bis—"

"Bisa?! Tentu saja jawabannya tidak bisa. Sepuluh orang itu telah menjebol penjara paling ketat di negara ini dan kalian bilang kalian bisa menangkapnya?!"

"I-itu ...."

"Jika di sini ada yang bilang bisa menangkap mereka semua dan mengembalikannya ke dalam penjara maka angkat tangan kalian!"

Semuanya terdiam. Tidak ada yang mengangkat tangan dan bahkan berbicara sedikit pun. Tentu saja mereka yang hanya seorang manusia biasa tidak bisa melakukan hal itu, jika mereka bilang bisa, itu semua hanyalah omong kosong.

Setelah mendapat jawaban diam yang jelas, Agent Peterson pun kemudian berdehem dan melanjutkan lagi pembicaraannya.

"Karena jawabannya sudah jelas, bagi para media dan perwakilan masyarakat, silahkan masuk ke dalam."

Orang-orang yang dipilih pun akhirnya masuk ke dalam gedung S.E.I.D. dan menghadiri konferensi pers yang dihadiri oleh Agent S.E.I.D. dan salah satu Hero, yaitu Fire God.

Konferensi pers itu juga disiarkan di TV seluruh negeri dan ditonton oleh jutaan orang secara langsung. Dalam pers tersebut, Fire God mengatakan kalau ia dan yang lainnya sedang berusaha menemukan keberadaan para Villain tersebut.

S.E.I.D. juga akan membentuk grup besar yang berisikan banyak Hero dari berbagai tingkat untuk meningkatkan keberhasilan dalam misi ini. Semua Hero yang akan ikut juga nantinya pasti memiliki kredibilitas yang baik dan kekuatan yang tidak bisa diremehkan juga.

Pers tersebut berlangsung selama satu jam dan banyak kata-kata semangat dan motivasi yang diberikan oleh Fire God agar warga bisa tenang di rumah dan tidak melakukan hal yang aneh-aneh terlebih dahulu.

Karena para Hero memiliki tanggung jawab yang besar di sini untuk melindungi mereka semua. Jadi Fire God meminta para warga untuk percaya kepada para Hero karena mereka juga akan melakukan yang terbaik juga.

Setelah pers tersebut selesai dan sudah tidak ada orang yang berada di ruangan itu, hanya sisa beberapa orang yaitu Agent Peterson, Agent Haruna, dan Fire God saja. Mereka sedikit melakukan perbincangan di sana.

"Apa kata-kataku sudah lumayan bagus?" tanya Fire God.

"Mungkin. Tapi aku yakin kalau itu tidak cukup," ucap Agent Peterson.

"Lalu apa yang kau mau aku lakukan? Memohon di depan kamera?"

"Tidak, aku punya ide yang lebih bagus."

Agent Peterson sudah menyiapkan senjata lain selain konferensi pers tadi. Tanpa membuang-buang waktu lagi, Agent Peterson kemudian izin untuk pergi keluar sebentar. Ada sesuatu yang harus ia lakukan.

Sementara Agent Haruna dan Fire God memandang satu sama lain, mereka tidak tahu apa yang direncanakan oleh Agent Peterson. Tapi jika itu bisa membuat kondisi saat ini tenang, mereka tetap merasa bersyukur soal itu.

"Apa kau punya bayangan tentang apa yang akan dilakukan Peterson?" tanya Agent Haruna.

"Aku tidak tahu. Tapi aku yakin ...."

"Hnm?"

"... Kalau dia akan melakukan sesuatu yang gila."

Sementara Agent Peterson kali ini telah berada di depan sebuah gedung. Gedung yang tidak kalah pengaruhnya dengan S.E.I.D., yaitu Voice. Ia punya sebuah urusan dengan orang yang berada di sini.

Agent Peterson kemudian masuk ke dalam sambil membawa sebuah koper hitam dan langsung masuk ke ruangan CEO Voice karena sudah memiliki janji dengannya sebelumnya.

"Kau benar-benar datang kesini, ya?"

"Tentu saja. Aku sudah bilang padamu, kan? Aku akan datang karena ada sesuatu yang penting yang harus aku lakukan."

CEO Voice, yaitu Frederick Soedibjo adalah orang yang ingin ditemui oleh Agent Peterson di tempat ini. Mereka berdua sama-sama orang penting di tempatnya masing-masing.

"Jadi, apa yang bisa aku bantu?"

"Perusahaanmu ini sudah cukup besar, kan?"

"Heh ... kata 'cukup' itu terlihat sangat rendah bagiku, Voice adalah perusahaan media terbesar di negara ini."

"Aku tahu itu. Jadi hanya kau yang bisa melakukan hal ini."

Agent Peterson kemudian menaruh koper hitam yang dari tadi ia bawa ke atas meja Frederick dan ia pun langsung membukanya. Ternyata isi koper itu penuh dengan tumpukan uang yang dapat membeli sekitar seperempat saham milik Voice.

Frederick pun tersenyum dengan hal yang dilihat di depan matanya. Sebagai seorang pebisnis, uang sebanyak ini tidak bisa disia-siakan begitu saja oleh orang sepertinya.

"Dengan uang sebanyak ini, kau mau aku berbuat apa?"

"Kau yang mengendalikan media di negara ini, kau juga bisa membawa arus berita kemanapun yang kau mau. Aku hanya minta satu hal, tutupi berita jebolnya penjara apapun caranya."

"Dengan kata lain, kau ingin aku membuat orang-orang jadi tidak terfokus dengan berita jebolnya penjara?"

"Benar. Tentu saja itu mudah bagimu kan, Voice?"

Nada Agent Peterson seolah menantang Frederick apakah ia bisa melakukan hal ini atau tidak dengan sebuah seringai. Frederick yang melihat hal itu hanya menghela nafas lalu menutup kembali koper tadi dan menaruhnya di bawah mejanya.

Lalu setelah melakukan hal itu, Frederick kembali berbicara.

"Siapa saja tidak apa-apa?"

"Ya, asal bukan para Hero aku tidak peduli."

"Baiklah kalau begitu. Dengan begini pertemuan ini telah selesai."

Frederick dan Agent Peterson kemudian berjabat tangan setelah setuju atas hasil dari pertemuan singkat ini. Lalu Agent Peterson segera pergi dari ruangan ini agar tidak dicurigai banyak orang.

Saat keluar dari ruangan itu, tiba-tiba ada dua orang lain yang ingin masuk ke ruangan Frederick. Dia adalah Ina dan Faran yang ingin melaporkan tentang konferensi pers di markas S.E.I.D. barusan. Mereka sempat bertatapan mata tapi tidak menghentikan langkahnya sehingga pertemuan singkat itu segera berakhir.

"Faran."

"Kenapa, Ina?"

"Apa kau kenal orang itu?" tanya Ina yang melihat Agent Peterson berjalan menjauh.

"Kalau tidak salah ... dia itu salah satu Agent di S.E.I.D. kan?"

"Apa yang dilakukan orang seperti dia di sini?"

"Entahlah, mungkin dia punya urusan penting dengan bos."

Setelah membicarakan Agent Peterson di depan pintu ruangan Frederick, mereka berdua kemudian masuk ke dalam. Dan kedatangan mereka sudah ditunggu oleh Frederick yang sedang memegang smartphone nya.

"Permisi, bos," ucap Ina.

"Ah, akhirnya kalian datang juga."

"Kami sudah kembali dari markas S.E.I.D. dan ingin melaporkannya."

"Benar. Tentang itu bisa kau singkirkan sejenak?"

"Apa? Bukankah ini yang bos minta waktu itu? Aku sudah mendapatkannya dan ini adalah target yang sudah berada di genggaman kita."

"Aku tahu itu. Tapi aku memiliki suatu hal yang aku yakin pasti akan lebih besar dari berita itu?"

"Apa ada yang lebih besar dari ini saat ini?"

"Ada sebuah rumor yang beredar belakangan ini ...."

"Rumor?"

Frederick pun kemudian memberitahukan hal itu kepada Ina dan Faran, sebisa mungkin untuk tidak menyenggol apapun tentang jebolnya penjara dan S.E.I.D.

**

Seminggu setelah perjanjian tertutup yang dilakukan oleh Agent Peterson dan Frederick, kini berita-berita di TV tidak lagi dipenuhi oleh peristiwa jebolnya penjara. Semuanya tergantikan oleh berita panas tentang perselingkuhan seorang artis berinisial L yang pertama kali diberitakan oleh VoiceNews.

Setelah Voice memberitakan hal tersebut, perusahaan media dan TV-TV lain juga langsung berlomba mencari tahu tentang berita yang sama. Semuanya tertuju pada berita perselingkuhan itu sampai perlahan berita yang berhubungan dengan S.E.I.D. ditinggalkan.

Agent Peterson yang melihat notifikasi berita dari smartphone nya tersenyum karena kerja luar biasa yang dilakukan oleh Voice, tidak salah jika ia bekerja sama dengannya.

"Media kadang-kadang bisa menjadi senjata kami," gumam Agent Peterson.

Saat Agent Peterson sedang puas dengan hasil Voice, tiba-tiba seorang Agent level rendah menghampirinya.

"Agent Peterson! Para Hero sudah berkumpul di ruang pertemuan."

"Aku mengerti."

Agent Peterson pun langsung bergegas menuju ke ruang pertemuan dan saat sampai di sana sudah banyak Hero yang berkumpul. Mulai dari tingkat Platinum sampai Lower, bahkan Sword Master pun berada di sini.

Hero-Hero terkenal yang terlibat dalam insiden Lord Irits dan Kerajaan Hutan juga ada di sini seperti Lightning Mask, Aiza Yuki, Saibo, dan lainnya. Setelah beberapa saat memperhatikan para Hero, Agent Peterson pun mulai berbicara.

"Para Hero! Terima kasih telah datang ke pertemuan darurat ini." Para Hero yang tadi berisik pun kemudian terdiam.

"Aku yakin kalian semua sudah tahu kenapa kalian dikumpulkan di sini saat ini."

Syiing...

Sebuah proyektor kemudian menyala dan menampilkan sepuluh wajah Villain yang lepas dan semakin menjelaskan pemanggilan para Hero kesini.

"Ini adalah foto kesepuluh villain yang kabur dari penjara. Aku ingin kalian semua menangkap mereka dan mengembalikannya ke dalam sel."

Tidak ada jawaban dari para Hero. Mereka terus memperhatikan sepuluh wajah-wajah itu. Dan salah satu Hero yaitu Big Bro menggumamkan sesuatu.

"Jadi itu alasan kita dipanggil kesini," gumam Big Bro.

"Tcih. Aku kira akan ada pesta terus makan sepuasnya," lanjut Saibo.

"Apa kalian ini benar-benar Hero?"

Mendengar ucapan tak masuk akal dari Big Bro dan Saibo membuat Mei membalas datar perkataan mereka, sementara Aiza Yuki hanya tertawa kecil saja menanggapi kelakuan mereka semua.

Aiza kemudian menengok ke kanan dan kiri dan mencoba mencari seseorang dari banyaknya Hero yang berkumpul saat ini. Tapi meskipun mencari sekeras apapun, orang itu tetap tidak ditemukan olehnya.

"Hah ... orang bodoh itu tidak ada."

"Apa kau mencari White Shinigami?" tanya Mei.

"Ekh?! Ap—Tidak, kok! Ma-mana mungkin aku mencarinya! Ehehehe ...."

Aiza malah salah tingkah sendiri saat ditanya Mei. Padahal Mei hanya menebak saja, tapi responnya tadi malah membuatnya mengungkap jawabannya. Mei terus menatap Aiza yang panik dan akhirnya menjawab pertanyaan Mei.

"Iya, aku mencarinya! Apa kau puas?!"

"Seleramu liar juga ya, Aiza-san."

"Apa yang kau maksud liar?! Aku kan tidak bilang kalau aku menyukainya!"

"Iya, iya, terserah Aiza-san saja."

Setelah menjahili Aiza tadi, Mei langsung fokus ke kesepuluh Villain yang ada di hadapannya saat ini. Ia yakin kalau ada seseorang yang tidak ada di daftar target.

Karena saat itu Mei berhadapan dengan seekor Weretiger. Ia yakin sekali kalau itu adalah seekor demihuman, tapi tidak ada dalam daftar. Lalu juga wanita aneh yang bisa membuka lubang teleportasi itu, dia juga tidak ada di dalam daftar.

"Apa mereka tidak ada hubungannya dengan hal ini?" gumam Mei.

Agent Peterson kemudian mulai berbicara lagi karena melihat para Hero yang mulai ribut dan tidak memperhatikan lagi.

"Ini akan menjadi perang lagi bagi kubu Hero melawan para Villain. Aku harap kalian semua bersiap menghadapi hal itu, karena bisa saja ada korban yang berjatuhan. Itu saja yang bisa aku sampaikan di pertemuan kali ini, kalian boleh bubar."

Para Hero diberikan waktu untuk mempersiapkan dirinya masing-masing. Jadi mereka akan dikumpulkan kembali saat waktunya untuk menyerang sudah selesai direncanakan.

"Kali ini, citra Hero pasti akan kembali lagi," gumam Agent Peterson.

Sementara di tempat lain. Di tempat yang jauh dari pertemuan para Hero, dimana para anggota WEST berkumpul dan tinggal untuk sementara.

Mereka belum melakukan apapun untuk mempersiapkan diri dalam pertarungan yang akan dihadapinya nanti. Mereka seperti tidak peduli dan hanya ingin melakukan hal yang mereka sukai.

Para Villain yang sebelumnya juga memakai baju tahanan kini sudah memakai pakaian yang cocok bagi mereka dan sesuai keinginan mereka. Kamar yang bagus dan makanan yang enak juga disediakan bagi mereka semua.

Karena saking senggang dan luangnya para Villain itu, ada beberapa orang dari mereka yang kembali dulu ke kelompok mereka karena mereka adalah seorang ketua di kelompok mereka seperti Bagong dan Kobarashi Hana.

Tempat yang nyaman dan fasilitas yang lumayan lengkap membuat mereka memilih untuk berpihak dengan WEST selain karena dia yang membebaskan mereka.

Lalu salah satu dari Villain yang lolos, yaitu Sans sedang berjalan-jalan dan melihat-lihat laboratorium yang dimiliki oleh organisasi WEST ini.

Ia memakai jas lab putih dan menghisap permen lolipop kecil di mulutnya. Setelah berjalan-jalan di sini, ia kemudian menemukan sebuah ruangan yang terbuka dan masuk ke dalamnya. Ternyata terdapat Enner yang sedang melakukan sesuatu di sana.

Ia tidak memakai jubahnya kali ini, hanya jas lab sama seperti Sans sehingga rambut panjang hijaunya dapat terlihat dari belakang.

Di ruangan itu juga terdapat mading yang tertempel foto beberapa Hero tingkat tinggi seperti foto para Hero Mythical dan beberapa foto Hero Platinum yang kemungkinan akan menjadi ancaman bagi mereka untuk ke depannya.

"A—"

"Apa aku mengizinkanmu masuk kesini?"

Enner memotong ucapan Sans yang bahkan belum mengucapkan huruf pertamanya. Suara Enner yang disamarkan itu membuatnya terdengar tidak cocok dengan tubuhnya saat ini.

"Aku bahkan belum berbicara," ucap Sans terkekeh.

Tapi Enner tidak menjawab pertanyaan Sans yang membuat suasana canggung. Sans pun kembali berbicara agar ia memiliki alasan untuk terus berada di sini.

"Aku ingin tanya sesuatu, apa yang membuatmu sangat membenci Ekstranomal?"

"Apa itu ada hubungannya denganmu?"

"Tentu saja ada, kau membebaskanku dari penjara jadi itu juga menjadi urusanku. Para Hero itu kebanyakan adalah Ekstranomal, seorang yang memiliki kemampuan unik dan kekuatan jauh melebihi manusia biasa. Apa yang membuatmu membenci mereka?"

Tapi lagi-lagi Enner tidak menjawab pertanyaan Sans. Hal itu membuat Sans tidak memiliki pilihan lain selain mengeluarkan senjata utamanya, yaitu sebuah informasi yang dirahasiakan oleh Enner kepada anggota lainnya.

"Membangkitkan 'END'. Itu adalah tujuan kalian yang sebenarnya, kan?"

Saat Sans bicara seperti itu, tangan Enner yang sedang sibuk mengerjakan sesuatu kemudian berhenti bergerak. Sans tersenyum tipis saat merasa berhasil menyentuh titik vital Enner.

Sementara Enner kemudian berdiri dan membalikkan badannya. Terdiam menatap balik Sans yang terlihat puas.

Bersambung