Saat itu hujan begitu deras. Petir menyambar disertai guntur adalah yang paling Yudha ingat. Semuanya masih tergambar jelas dalam ingatannya. Kejadian yang membuat Yudha terjebak di situasi yang bahkan ia pun tak mampu untuk pergi atau menghindar. Pilihannya hanya satu, Yudha harus menjalani apa yang sudah tergariskan untuknya ini.
Tuan Rendi Pradhika memasuki kediamannya bersama seorang bocah berusia 10 tahun, dialah Yudha polos yang tidak tahu apapun. Tuan Rendi menganyun-ayunkan gandengan tangan bocah tersebut. Ketika berada di ruang tamu, Tuan Rendi menghentikan langkah sejenak. Ia berjongkok di hadapan bocah tadi sambil memegang kedua bahunya.
"Yudha, mulai sekarang aku akan memanggilmu dengan nama itu. Dan ini adalah rumahmu. Semua yang ada di sini juga milikmu. Satu lagi, panggil aku 'ayah', mengerti?"