Kening Siji langsung berkerut. Ia menatap ke arah adiknya, menunggu adiknya berucap. Yuji juga melakukan hal yang sama.
"Aku ingin mengatakan kalimat seperti itu. Aku tidak akan takut meski di temat seperti ini. Tapi ... tapi kenapa rasanya tetap takut, Siji? Rei masih ingin kita hidup sama-sama di dunia ini. Tapi, bahkan kita tidak tahu cara untuk keluar dari gua ini, Siji." Reiji meracau dengan racauan yang sama sekali tidak dimengerti oleh Siji.
Dan Reiji mulai menangis sesenggukan saat ini.
Siji meraih kepala adiknya untuk bersandar di dadanya. Siji yakin jika ini memang akan terjadi. Tidak mungkin Reiji tidak menangis di situasi yang aneh dan menakutkan seperti ini. Yuji mendekat ke arah keduanya, dan seolah-olah sedang memeluk kedua saudaranya itu juga. Yuji ikut menangis seperti Reiji saat ini. Meski tubuhnya sedang tidak berada di tempat ini, tapi Yuji merasakan dia juga merasakan ketakutan yang dialami saudaranya saat ini.