"Ahahahaha ... nista amat pikiran si Sithok ini?! Sampai bawa-bawa malaikat penanya di kubur?!" gumam Yuji sambil tertawa.
Siji tidak bisa membuat otaknya bekerja untuk waktu yang lama. Siji tidak bisa memahami kejutan semacam ini dan tidak tahu apa artinya.
Secara bertahap, kesadaran Siji mulai pulih secara perlahan
Hal pertama yang Siji perhatikan adalah rasa sakitnya. Rasa sakit yang parah pertama kali muncul di tangan Siji, kemudian menyebar secara bertahap hingga akhirnya mencapai paru-paru Siji. Rasanya seperti Siji ditusuk dengan kawat berduri segera setelah Siji bernapas, dan dia pikir dia sedang sekarat lagi saat ini.
Entah kenapa, Yuji juga dapat merasakan kesakitan itu. Yuji bahkan terbatuk keras ketika dia merasakan dadanya penuh dengan cairan saat ini.
Siji mengerahkan seluruh energinya untuk menahan rasa sakit, dan dia tidak tahu berapa lama sebelum dia merasa terbiasa. Kemudian, semua perasaan Siji yang lain berangsur-angsur pulih.