Mereka memilih naik menggunakan tangga darurat saja agar cepat sampai di ruangan Nyonya Ayana, yang berada di lantai 7. Baru juga naik hingga lantai 5, tapi Yuji sudah ngos-ngosan karena lelah.
Tuan Yudha berbalik karena merasa putranya semakin jauh tertinggal di belakang. Ia menarik tangan Yuji untuk berjalan di sampingnya.
"Lama sekali sih jalanya, Bang Yu? Masa' harus papa gendhong sih biar cepet?" gerutu Tuan Yudha saat mau menaiki tangga menuju ke lantai 6.
"Hah, capek tahu, Pa! Papa jalannya jangan cepat-cepat dong! Kaki Yuji 'kan tidak sepanjang kaki papa!" geram Yuji sambil menghentakkan kakinya. Jangan lupakan bibirnya yang sudah mengerucut kesal.
"Yaudah, istirahat dulu sebentar! Papa mau menerima telepon dulu," ucap Tuan Yudha, membiarkan Yuji duduk di anak tangga paling bawah.
Tuan Yudha berjalan menjauh dan menerima panggilan telepon itu, yang ternyata adalah dari Siji.
"Iya, ada apa?"