"Hoho ... apa papa sekarang sudah mulai mengkhawatirkan kami, eum? Ah, manis sekali? Biasanya juga nggak peduli, malah ditinggal keluyuran terus." Yuji memasang wajah menjengkelkan sambil menopang dagu. Itu membuatnya langsung dihadiahi jitakan oleh papanya.
"Mana mungkin ada orang tua yang tidak mengkhawatirkan anak-anaknya, Babang Yu?! Jangan bicara aneh-aneh lagi!" desis Tuan Yudha.
"Ya ya, baiklah. Kami tidak akan membuat siapa pun khawatir lagi," putus Yuji. Ia memilih diam daripada harus berdebat dengan papanya itu.
Tuan Yudha semakin kesal ketika melihat anak-anaknya diam seperti itu. Entahlah, Tuan Yudha selalu saja kesal ketika dia diabaikan oleh anak-anaknya. Cukup istrinya saja yang mengabaikan dirinya. Tuan Yudha tidak akan tahan jika anaknya juga mengabaikan Tuan Yudha.
Tuan Yudha masih menatap Siji dan Yuji yang memijat dagu mereka, seolah berpikir keras. Tuan Yudha tersenyum melihat tingkah anak-anak kembarnya yang sering sama itu.
