Yuji mundur tanpa memberi tahu kakaknya itu, kalau lubangnya sudah selesai ia gali.
"Yu! Apa gua udah bisa menarik lengan gua?" teriak Siji, masih memejamkan matanya. Tidak berani melihat ke arah lengannya.
Yuji mengabaikan panggilan saudaranya itu. Fokus matanya tertuju pada sebuah lukisan yang berada di dinding. Sebuah lukisan seorang perempuan cantik yang memakai jubah putih. Di sekeliling wanita itu terdapat puluhan lukisan abstrak seperti titik-titik berwarna hitam. Jika Yuji tak salah mengira, itu seperti lukisan semut. Ah, entahlah. Ia tak begitu paham.
Padahal, sebenarnya titik warna hitam itu adalah kucing dalam artian lukisan abstrak itu. Lukisan itu menunjukkan sebuah ritual pada jaman dahulu.
"Sithok! Sini deh lihat!" panggil Yuji.