"Permisi! Madam Ameri! Hallo! Ini Ryushin!" Ryushin memanggil dengan suara lantang secara berulang-ulang.
Jauh di belakang sana, Siji tengah berbisik ke telinga Yuji.
"Yuyu, ini sungguhan rumah neneknya Ryushin, ya? Kok dia manggilnya madam?"
Yuji mengangkat kedua bahunya.
"Mana aku tahu, Sithok. Ryushin tidak pernah membahas sebelumnya tentang neneknya ini. Entah nenek kandung, atau hanya sebutan pada wanita yang lebih tua," sahut Yuji, sekenanya.
"Kau itu bagaimana sih, Yu? Katanya Ryushin itu sahabatmu, kenapa hal begitu saja tidak tahu, huh?" Siji menggerutu kesal. Jawaban Yuji baru saja malah terkesan bahwa Yuji itu bukanlah sahabat yang baik.
Yuji menjitak kepala Siji dengan kejam.
"Tidak semua urusan pribadi sahabatku, aku juga harus tahu, Sithok!" Yuji menatap tajam ke arah Siji.
"Ya kali aja, Yu. Soalnya, aku 'kan tidak punya sahabat." Saat mengatakan ini, Siji sambil tersenyum miris.