Meski terdengar konyol, Siji sangat yakin mereka sudah melewati portal waktu itu. Mereka seolah disesatkan ke tempat lain. Jadi, mereka tidak dapat menemukan rahasia di bawah bangunan kuno yang katanya Istana Terkutuk itu.
Mungkin saja di dalam bangunan itu menyimpan sebuah makam orang penting atau menyimpan sebuah rahasia besar. Siji tidak tahu.
Siji sempat berpikir jika mungkin saja arah lorong yang dipilih Yuji waktu itu, adalah lorong yang benar. Meski diberi uang banyak pun, Siji rasanya enggan pergi ke sana lagi. Namun, ada sedikit rasa penasaran yang mengganggunya. Entahlah. Lihat saja nanti!
"Sithok, kau masih ingat ceritaku, nggak?" tanya Yuji pada saudara kembarnya. Ia masih duduk di pinggir ranjang saat ini.
"Tentang apa, Yu?" sahut Siji yang kembali memanggil adiknya 'Yuyu' seperti biasa. Soalnya, kalau Siji memanggil 'Adek' lagi, nanti diprotes sama Yuji yang cerewetnya minta ditabok itu. Jadi, Siji mengikuti apa pun kemauan adik-adiknya.
