"Ini namanya Pohon Hydra. Namun, banyak orang juga yang menyebut pohon ini sebagai Pohon Ular Sembilan Kepala. Ini merupakan pohon Cemara fiksi dengan tanaman merambat seperti ular, yang kau gunakan mengikat tanganku ini." Yuji mulai meracau.
Siji hanya terdiam, tidak ingin berkomentar. Ucapan adiknya baru saja seperti bukan ucapan dari pemuda yang seluruh hidupnya dihabiskan hanya untuk nge-fanboy dan maniak nonton film India.
Siji sempat mengira, jika adiknya saat ini pasti masih kerasukan penunggu tempat aneh ini.
"Aku sudah mendapatkan petunjuk dari mimpiku tadi, Siji." Yuji kembali berucap.
Kali ini, Siji menyadari jika yang di punggungnya ini memang adalah adiknya, Yuji. Sepertinya, racauan Yuji tentang pohon ini tadi, bukan hanya bualan Yuji yang sedang kerasukan. Pasti adiknya itu sudah mendapat wangsit, pikir Siji.
"Jadi, info apa yang kau dapat, eum?" Siji kali ini mau menyahut.