Yuji masih memperhatikan lukisan tersebut meski tidak tahu maknanya.
Siji memperhatikan sekeliling, untuk mencari informasi lainnya. Siapa tahu saja, ia menemukan petunjuk lain.
Namun, saat Siji berjalan di sekitar ranjang di tengah-tengah ruangan ini, tanpa sengaja kakinya menginjak ubin yang terlihat timbul dan berbeda dari ubin di sekelilingnya. Bersamaan itu juga, ubin yang dipijaki Yuji terbuka membuat Yuji terjatuh ke ruangan bawah tanah.
"Huwaakh!" Teriakan Yuji yang memekakkan telinga diikuti bunyi 'gedebugh' keras dari bawah, membuat Siji cengo. Untuk beberapa detik, otak Siji terasa lumpuh tak dapat berpikir.
Siji melihat kakinya sejenak, setelah itu menolehkan kepala. Ia tak mendapati Yuji yang sebelum ini berada di belakangnya. Apa ubin yang Siji pijak saat ini semacam mekanisme, yang menyebabkan adik kembarnya terjatuh? batinnya.
Tubuh Siji gemetaran membayangkan nasib Yuji saat ini.