Siji terdiam sejenak. Masalahnya di rumah sudah membuatnya sejenak melupakan tentang CD game yang selama ini Siji idam-idamkan. Namun, di sisi lain Siji juga sedang tidak punya uang. Lagipula, Reiji juga belum ketemu. Mana boleh dia lebih mementingkan CD game daripada nasib adiknya?
Sejak saat Siji keluar dari bangunan kuno misterius itu, Siji belum dapat mengumpulkan informasi lain tentang menghilangnya Reiji. Hanya sneakers Reiji yang tertinggal di bangunan kuno itu saja yang menjadi satu-satunya petunjuk.
Meski sudah banyak yang ikut mencari, tapi Reiji belum juga ketemu. Baiklah, Siji akan melanjutkan pencariannya kembali.
"Shin, daripada elu musingin gua dengan dugaan elu tentang kucing gua, mending elu bantu gua buat nyari adek gua, si Reiji itu," ungkap Siji
Ryushin terdiam sesaat, seolah memikirkan sesuatu. Setelah beberapa saat, Ryushin menjentikkan jarinya.
"Oh iya, aku ingat sesuatu, Kak Siji!" seru Ryushin, heboh.
"Ingat apa, Shin?"