"Kok tanya begitu, Yu? Sudah kubilang sebelumnya, 'kan? Itu semua karena kita ini adalah satu, Yuji. Kamu milikku, dan aku juga milikmu, Sayang. Jadi, tenanglah sampai aku selesai mengurus semua dokumen untuk kita berangkat ke Jepang Minggu depan."
Mendengar kalimat itu, tubuhku semakin gemetaran. Jantungku juga berdegup kencang sejak tadi. Malu mengatakannya. Sebenarnya, air mataku sudah mulai mengembun saat ini.
Aku adalah seorang remaja yang baru berusia 17 tahun, beberapa Minggu yang lalu. Tapi ... tapi kenapa semua ini harus terjadi padaku? Aku hanya influencer yang ingin mengikuti jejak papa. Tapi, kenapa aku harus melalui ini?
Siapa yang harusnya aku salahkan karena nasib buruk yang menimpaku saat ini? Pasti salah Siji ini, kalau saja dia tidak pergi ke luar kota untuk ke sunatan kerabat, pasti aku tidak akan diculik seperti ini. Aku semakin membenci makhluk hidup yang punya tahi lalat kecil di bawah mata kanan itu. Huh!