"Sudahlah," ujar Aka Manah. "Apa yang dikatakan oleh Pharas itu memang benar. Mengingat celah antardimensi yang muncul selalu berpindah-pindah, dan bahkan sangat sulit untuk diprediksi—percaya padaku," kata pria itu seraya tertawa pelan ketika dia menemukan kekesalan itu masih tersisa di wajah Erdyth, "aku sendiri telah mengalami hal ini, bukan?"
"Ya, wajar saja," kata Erdyth. "Kau bukan berasal dari Bumi ini. Apa yang bisa kukatakan? Tentu kau lebih tahu tentang celah antardimensi itu. Dan jika kau bertanya padaku, apakah aku akan bersedia menggunakan celah itu untuk mengunjungi Neraka, maaf-maaf saja, aku tidak tertarik."
Aka Manah tertawa terbahak-bahak, begitupula halnya dengan Pharas.
"Ya, ya…" ujar Aka Manah serya mengangguk-angguk. "Kurasa, seandainya pun kau mau dan kau bisa sampai ke negeri antah berantah itu, kau hanya akan mengantarkan nyawamu saja ke sana. Kupastikan bahwa kau tidak akan bertahan walau hanya untuk satu hari."