Bardhom muncul di depan gudang di tepi laut itu. Ia yang sedang menggunakan wujud sebagai Martin Hasibuan itu baru saja kembali dari rumah Dokter Arya yang dijadikan markas sementara oleh Aka Manah.
Saat melihat bagian depan itu telah kosong, tempat di mana sebelumnya terdapat tiga buah kontainer besar, kini hanya menyisakan jejak-jejak besar di permukaan pasir. Juga, jejak-jejak sepatu di sana-sini.
Seketika, bola mata pria tersebut berubah warna. Merah, seolah kobaran api. Ia menggeram kencang.
"Merryath!" panggilnya. Namun tidak ada suara yang menanggapi sahutannya itu.
Bardhom mendorong pintu gudang. Pintu berderit membuka ke arah dalam. Kosong. Bardhom tidak melihat keberadaan Merryath di dalam gudang tersebut.
Ia edarkan pandangannya ke sekitar.
"Jahanam!" gumamnya dengan memaki dan urat-urat darah yang menonjol di kening, juga kedua tangannya.
Lalu, ia melangkah ke arah di mana sebelumnya ketiga kontainer itu berada. Memeriksa dengan lebih saksama.