"Benarkah?"
Ardha Candra mengangguk lagi. "A—Anda bisa menanyakan hal ini pada Clara, dan…, dan andai saja Pak Surya masih di sini."
"Pembelaan dari kekasih sendiri tidak akan dianggap, Ardha," ujar sang komandan wanita dengan tegas. "Kau sebaiknya mengetahui tentang yang satu ini."
"Tidak, saya—"
"Dan dengan membawa-bawa Pak Surya yang sekarang hanya Tuhan saja yang tahu di mana dia berada. Ini pun bukan hal yang bisa dijadikan pegangan."
"Maaf," sang pria terpaksa menunduk saja. Sungguh ia merasa tidak bisa berbuat dan berkata apa di hadapan wanita yang satu itu.
"Dan," sang komandan memilih file lainnya, dan memutar rekaman itu. "Kalian melakukan itu tidak hanya sekali."
Ya Tuhan… Ardha Candra menjerit di dalam hatinya dengan sekencang-kencangnya. Ternyata setiap kali menyetubuhi Silvia, gadis itu merekam setiap adegan persetubuhan mereka.