Silvia menarik tangan Ardha Candra setelah pria itu melepaskan semua pakaiannya, lalu mendorong dadanya hingga pria tersebut terhempas menelentang di atas matras angin.
Dan selanjutnya, ketika sang gadis merangkak ke arah selangkangannya, Ardha Candra hanya berani menatap langit-langit ruang latihan tembak.
Sang pria menjadi ragu pada dirinya sendiri. Entah ia yang bodoh sehingga mudah saja diperdaya Silvia, atau sesungguhnya ia memang menikmati permainan gadis itu sendiri yang sekarang sedang menstimulai batang kemaluannya dengan mulut dan lidah.
Aku… tak lebih seperti seorang pelacur laki-laki, jerit Ardha Candra di dalam hati.
Dan sekejap saja, batang kelelakian itu sudah berada dalam kondisi yang ereksi sempurna, Silvia terkikik sembari menggenggam benda tersebut, dan kemudian merangkak di atas tubuh sang pria.