Ardha Candra tidak tahu pasti apa yang mendasari perasaannya, namun kali ini, demi mendengar ucapan Silvia itu, ia sedikit merasa bersimpati kepadanya.
"Maafkan aku, Silvi, aku tidak bermaksud…"
Silvia tersenyum, dan ya, ada sedikit kehangatan yang melapisi bola matanya.
"Sudahlah," ujar Silvia dan kemudian menjauh dari tubuh pria tersebut. "Lekaslah kau temui kekasihmu itu."
Ardha Candra melangkah ke arah pintu kamar mandi. Sesat ia melirik pada Silvia, menghela napas dalam-dalam.
"Jangan melihatku seperti itu!" Silvia membuang wajahnya.
Dan kemudian sang pria pun berlalu meninggalkan sang gadis di sana sendirian.
Benar, pikir Ardha Candra. Sesungguhnya, Silvia adalah gadis yang baik. Dia hanya belum menemukan laki-laki yang tepat bagi dirinya. Laki-laki yang dapat mememuaskan sedikit hal yang menjadi bagian dari dalam dirinya, kelainan jiwa bernama nymphomania.
"Kau sudah bersedia?" tanya Clara Dimitrova ketika sang kekasih menghampirinya.