"Kasihan, Pak Surya," ujar Ardha Candra sembari mengendalikan arah dan laju mobil itu sementara Clara Dimitrova duduk diam saja di samping kirinya. "Tapi…" ia melirik sang gadis, "aku pun tidak mungkin mengabaikan keinginanmu."
Clara masih tengelam dalam lamunannya. Entah apa yang mendasari namun sang gadis merasa bahwa sesungguhnya sang komandan mengetahui sepenuhnya dengan apa yang terjadi di antara mereka berdua malam tadi.
Ya, pasti begitu, pikir sang gadis. Ucapan Pak Surya tadi seolah mengarah ke dugaanku. P—Pak Surya, sepenuhnya menyadari bahwa wanita yang ia setubuhi semalam itu adalah aku.
Ya Tuhan… apa yang harus aku lakukan?
A—aku, ini…, ini sungguh memalukan. Bagaimana bila ternyata Pak Surya memberi tahu hal ini kepada Ardha?
Tidak, tidak, tidak! Ini tidak boleh terjadi!
A—aku mencintai Ardha sepenuh hatiku, aku tidak ingin kehilangan dia. Tuhan… bantu aku.
"Clara?"