Perlahan-lahan Clara Dimitrova menutup pintu kamar itu, lalu naik ke atas ranjang. Ia membenahi celana sang kekasih, sebelum akhirnya berbaring di samping Ardha Candra dan memeluknya.
"Maafkan aku," bisiknya dengan air mata yang kian deras mengalir dari pelupuk matanya.
Lalu, sang gadis terpikirkan satu hal. Lebih baik kembali tinggal di apartemen itu daripada harus kembali terjadi hal serupa nantinya.
Ya, aku harus membicarakan hal ini pada Ardha besok dan Pak Surya.
Setelah satu helaan napas yang panjang, Clara pun mencoba menutup matanya untuk kembali melanjutkan tidurnya. Namun kali ini, ia tidur dengan penuh rasa bersalah dan dosa yang besar terhadap kekasihnya itu.
***
"Kenapa?" tanya Ardha Candra di pagi itu ketika Clara Dimitrova mengutarakan keinginannya. "Bukankah tinggal bersama Pak Surya lebih terjamin? Maksudku, sekarang aku sudah tidak memegang Divine Sword, Clara, tidak ada jaminan bila kita tinggal di apartemenmu."