"Pak Surya," ujar Clara Dimitrova. "Jangan terlalu merindukan anak dan istri Anda seperti ini. Ini hanya akan membuat Anda semakin terpuruk."
Kini keduanya berada di dalam kamar tidur utama di samping pembaringan besar itu, tanpa disadari oleh Clara sendiri, dengan tumit kakinya, sang komandan mendorong pintu kamar hingga tertutup.
"Aku kangen kamu, Sayang…"
Clara menghela napas dalam-dalam. "Anda bahkan sudah mulai meracau lagi, Pak. Sekarang, naiklah ke ranjang, cobalah untuk tidur. Istirahat—"
Sang gadis terpekik kecil ketika akan membantu sang komandan untuk berbaring di kasurnya, tangan pria itu justru seperti menggerapai-gerapai, dan itu terlihat seperti meremas-remas buah dada sang gadis.
Clara ingin menjauh, namun tangan itu begitu cepat memeluk pinggangnya.
"Pak Surya!" sahut Clara yang mencoba melepaskan pelukan sang komandan. "Sadar, Pak. Saya Clara, bukan istri Anda."
"Sayangku, jangan pergi," Surya Admaja menjatuhkan ciuman ke bibir sang gadis.
