"Kau sudah selesai dengan segala keluh kesahmu?" tanya sang malaikat kepada Ardha Candra.
"Dan, dan aku," kata Ardha Candra, "juga kehilangan pedang magis itu. Ya Tuhan… aku memang tidak pantas."
Sang malaikat menghela napas dalam-dalam.
"Kau tahu," ujar sang malaikat, "kau tidak kehilangan Divine Sword sebab kenyatannya, kau bukanlah pemilik pedang kematian itu. Pedang itu hanya dititipkan sementara saja kepadamu, Ardha."
"A—aku tahu," ujar si pria. "Hanya saja, ma—makhluk bersayap api itu mengambil pedang itu. Aku merasa malu dan hina di hadapanmu."
"Kenapa kau harus merasakan hal seperti itu?"
Ardha Candra tahu, tanpa ia katakan sekalipun, Malaikat Agung itu sudah mengetahui apa yang tersirat di dalam benaknya. Hanya saja, ia ingin mengatakan juga hal tersebut, paling tidak, untuk mengurangi rasa bersalah yang begitu membebani hati dan pikirannya kini.