Sementara itu, di pelataran depan rumah sakit, di dalam mobil mewah milik Alex Hendrawan. Niko dan seorang teman Nimfa-nya mengawasi kondisi sekitar.
"Kau merasakan kehadirannya?" tanya Niko.
"Tidak sama sekali."
Niko menghela napas dalam-dalam. "Yaa, kurasa Tuan Ylus hanya membesar-besarkan saja. Tidak mungkin pria yang membekal Divine Sword itu akan kembali ke rumah sakit ini."
"Kurasa juga seperti itu," sahut sang teman. "Dia pasti hendak memanfaatkan wujud yang dia gunakan itu untuk bisa menyetubuhi seseorang di dalam sana. Kau lihat dokter cantik itu tadi?"
Niko menyeringai. "Apa boleh buat?" ujarnya. "Tuan Akvan sendiri yang mengizinkan dia. Jadi, ya… kita yang hanya iblis kelas rendahan ini hanya bisa mengikuti apa yang mereka perintahkan saja."
"Yaa, kau benar."
Beralih ke dalam bangunan rumah sakit tersebut, di tempat para dokter dan perawat beristirahat untuk sekadar menikmati secangkir kopi atau teh.