Sitar semakin meraung di dalam ruangan di bawah tanah itu, meskipun ia tidak melihat langsung, namun ia tahu pasti, Eredyth telah mati. Tangisannya menggelegar memenuhi setiap sudut di sepanjang lorong bawah tanah itu.
"Kenapa kau keras kepala sekali, Ahiah?"
Satu sosok muncul begitu saja di hadapan si gadis kecil nan buta. Sosok berpakaian serbaputih dengan sayapnya yang juga putih, tegak bersandar ke dinding di hadapan Sitar dengan kedua tangan berlipat ke dada.
"K—kau…" Sitar mengangkat wajahnya. "He—hentikan mereka, komohon padamu, Jibril! Hentikan mereka!"
Kembali pada Eredyth yang sedang berada di atas atap sebuah rumah itu. Begitu ledakan itu terjadi, bola mata gadis Succubus itu membesar lalu ia terhempas begitu saja, menggelinding menuruni atap tersebut, lalu terhempas lagi ke tanah di dekat kaki Clara Dimitrova dan Ardha Candra.
"Dia sudah mati?" ucap Clara yang mengarahkan moncong senjatanya ke wajah Eredyth. Padahal, pistol itu sudah kehabisan pelurunya.