"Hei, ayolah!" sahut Silvia setengah memaksa. "Tidak ada yang bisa aku mintai bantuan sekarang ini, kebetulan kalian berdua di sini."
Ardha Candra menelan ludah sembari memandangi Clara Dimitrova di sampingnya. Entah mengapa, namun yang pasti, ia merasa itu hanyalah akal-akalan dari gadis itu saja terhadap dirinya.
Clara menoleh kepada Silvia. "Minta bantuan dari yang lain saja, Silvi," ujarnya. "Kami hanya mampir sebentar di administrasi ini. Dan akan langsung keluar untuk patroli."
Dengan raut wajah yang tidak senang, Silvia akhirnya berlalu dari sana. Awas kau, Ardha! Gumamnya di dalam hati. Aku masih belum puas dengan permainanmu. Kau, selamanya akan menjadi budak pemuas nafsuku.
Selamanya!
"Ada apa dengan gadis yang satu itu?" tanya Clara dengan kening mengernyit, lalu melirik pada kekasihnya. "Kau tahu sesuatu?"
Ardha Candra mengendikkan bahu dengan gelengan kepala yang cepat.
"Dasar!" kikik Clara. "Kenapa kau malah terlihat seperti ayam yang kedinginan begitu?"
