Karena tidak ada jawaban dari dalam kamar itu, Clara Dimitrova mencoba memutar handle pintu kamar tersebut. Dan ya, ternyata tidak terkunci. Bergegas Clara memasuki kamar tersebut.
Benar juga!
Sang gadis tersenyum melihat Surya Admaja yang masih tertidur pulas di kasurnya, bahkan sembari mendengkur halus dengan selimut yang menutupi kaki hingga sebatas pinggangnya.
Sepertinya semua orang sangat kelelahan semalam, gumam Clara di dalam hati. Pak Surya bahkan sampai mendengkur, sama persis seperti Ardha.
"Pak?" panggil sang gadis. "Sudah pukul setengah sembilan. Anda tidak mau ke kantor?"
Clara menggoyang-goyangkan kaki pria tersebut sembari menyeru-nyeru namanya, akan tetapi pria itu masih saja pulas dalam tidurnya.
"Pak Surya, sudah jam—"
Clara tercekat, akibat menggoyang-goyangan kaki sang komandan sedemikian rupa, selimut itu tertarik ke bawah. Dan ya, terpampanglah kelelakian sang komandan begitu saja di depan matanya.