Dinding yang dituju si gadis berambut pirang itu adalah dinding yang berlawanan dengan dinding di mana ada celah besar persegi tak berdaun pintu, celah yang merupakan jalan masuk satu-satunya ke dalam ruangan luas tersebut.
Pada bagian dinding terdapat sebuah altar kecil setinggi pinggang, dan pada permukaan altar terdapat sebuah plat tebal yang lebih mirip seperti sebuah puzel.
"Do it!" ujar Zahal dengan suara yang lantang.
Sang gadis menggigil, "Okay, okay. I'm trying!"
Sang gadis sedikit membungkuk, lalu dengan kedua tangan yang gemetar ia menggeser-geser setiap kepingan yang ada di permukaan altar itu.
Posisi si gadis berambut pirang yang seperti sedang menungging itu membuat Zahal menyeringai. Seketika ia mendekati sang gadis dari belakang.
"What—what are you doing?!" teriak si gadis semakin ketakutan.
"Keep solving!" ujar Zahal.