"Okay, okay," sahut Clara Dimitrova. "Jumpa lagi besok, Silvi."
"Baiklah," sahut Silvia. "Semoga tidak ada kejadian aneh di sana."
"Tidak, tidak," sahut Clara. "Semua baik-baik saja."
Dan kemudian ia memutus sambungan komunikasinya itu dengan Silvia, meletakkan ponsel itu ke meja rendah di sisi kanan. Dan kembali ia memeriksa kondisi Surya Admaja.
Teringat akan sesuatu, Clara bergegas menuju ruang makan, dan saat akan memeriksa sejumlah obat dalam sebuah laci di jejeran kabinet itu, ia menemukan satu ampul kosong dan sebuah plastik serta suntikan bekas di atas meja makan.
Yaah, pikirnya, mungkin Pak Surya sadar setelah apa yag kami lakukan pada Ardha dan kemudian disaat aku mandi ia menyuntikkan cairan penenang ke tubuhnya sendiri. Berarti, sikapnya yang seperti orang teler tadi itu adalah reaksi dari obat penenang yang sengaja ia tahan-tahan.
Dasar! Clara tersenyum. Di saat-saat seperti ini, asih saja sok berlagak kuat.