"Lempengan terakhir," ujar Aka Manah. "Adalah yang paling kuat, terbuat dari emas, dan berada pada satu puncak kuil Poseidon, atau dalam bahasa Nusantara ini disebut Baruna."
"Dan di manakah itu?" tanya Zahal pula.
"Warunapura," ujar Merryant.
"Aku belum pernah mendengar nama seperti itu," sahut Bardhom.
"Itu analogi dari Tanah Poseidon dalam bahasa negeri ini," ujar Pharas. "Kupikir ini hanyalah mitos dari manusia itu saja."
"Kau menyedihkan," ucap Merryant terhadap Pharas. "Kau menjadi ratu para Alkonost di sana, kau lebih tua dari jenis kami, tapi malah tidak mengetahui hal ini."
"Hei," Pharas menyeringai. "Kami hidup di darat, bagaimana mungkin bisa mengetahui sesuatu yang berada di bawah air, hemm?"
"Sudahlah," ujar Aka Manah. "Intinya, lokasi Atlantis ada di sekitar Laut Jawa, sedikit lebih dekat ke Pulau Kalimantan."
"Aah…" Zahal mengangguk-angguk, ternyata dekat dari sini.
"Begitulah," sahut Aka Manah.