"Tepat seperti dugaanku," ujar Ardha Candra. "Maukah kau pergi bersama kami?"
"Maksudmu," wanita itu melirik dua polisi berpakaian preman di belakang Ardha Candra. "Ke kantor polisi? Apakah aku ditangkap?"
"Tidak, tidak," sahut Ardha Candra pula. "Tidak seperti itu. Ermm, bagaimana aku harus mengatakan ini kepadamu?" ia menggaruk kepalanya.
"Apakah yang kau maksudkan itu bahwa aku mungkin saja hamil benih makhluk mengerikan itu tadi?"
"Aah, ya, ya," Ardha Candra mengangguk-angguk. "I—itulah yang aku maksudkan."
"Kau tenang saja, Ardha," si wanita tersenyum. "Aku selalu dalam perlindungan pil antihamil."
"Bagaimana kalau kau tetap ikut saja?" ujar polisi pertama. "Yaah, untuk berjaga-jaga, atau katakanlah untuk mengawasi tubuhmu sendiri kalau-kalau kau terinfeksi semacam penyakit dari makhluk itu tadi."
"Terinfeksi?" ulang si wanita, ia melirik lagi pada Ardha Candra. "Benarkah?"