"Hei!" seru Ylus pula mendengar ucapan Pharas tersebut. "Apa kau bermaksud untuk merebut kesenangan dari kami, hah?"
Pharas tersenyum. "Tidak," ujarnya. "Mana mungkin aku berani melakukan itu pada Surabutha bersaudara."
"Bagus jika kau tahu posisimu," sahut Ylus, lagi.
"Aku hanya menjalankan apa yang diperintahkan Tuan Akvan."
"Perintah seperti apa?" tanya Ylus yang untuk sesaat menghentikan gerakan pinggulnya di selangkangan Jenny.
"Untuk mengetahui apakah wanita yang telah kalian setubuhi itu sudah mengandung benih dari kalian."
"Aah," Ylus terkekeh-kekeh, dan kembali menggenjot kemaluannya di liang peranakan Jenny, bahkan lebih cepat dan brutal. "Ternyata begitu."
"Ya, dan jika ternyata mereka sudah hamil," kata Pharas. "Kalian tidak lagi bisa menyetubuhi mereka."
"Apa maksudmu itu, Pharas?" tanya Yras pula.
"Untuk memastikan embrio yang kalian tanam ke dalam rahim mereka berkembang dengan baik."
"Apa itu diperlukan?"
