"Apa yang sebenarnya sedang kau lakukan?" tanya Ardha Candra kepada malaikat tersebut.
"Sedikit bantuan untukmu."
"Bantuan?" ulang Ardha Candra. "Hei, jangan bilang kau akan menyerahkan pedang itu lagi kepadaku?"
"Kenapa?" tanya sang malaikat. "Kau keberatan?"
"Sangat-sangat keberatan!" sahut Ardha Candra sembari bertolak pinggang dan melotot pada sang malaikat.
Namun, ia lupa, bahwa telapak tangan kanannya yang ia genggam kencang itu sedang terluka. Jadilah pria itu meringis dan mengaduh-aduh sembari mengibas-ngibaskan lagi tangannya itu.
"Dasar konyol!" dengus sang malaikat menahan tawanya. "Ya Tuhan," gumamnya seolah kepada dirinya sendiri. "Kesalamatan Bumi dan umat manusia malah Engkau serahkan pada manusia yang satu ini. Ini menyedihkan, sangat menyedihkan."
"Ya, ya…" sahut Ardha Candra. "Aku juga menanyakan hal serupa kepadamu. Aku keberatan!"
"Coba saja kau protes kepada Tuhan."
"Enak saja mulutmu bicara!" dengus Ardha Candra. "Memangnya aku mampu?!"