Zahal kemudian naik ke kasur itu setelah menyerahkan satu minuman masing-masing pada kedua gadis pelayan. Pria itu memposisikan dirinya di tengah-tengah gadis-gadis tersebut.
Ia mengalungkan satu tangannya kepada gadis yang lebih muda sementara tangan lainnya memegang sebotol minuman.
Meskipun terlihat masih gugup dan ketakutan, namun perlakuan lembut dari Zahal tersebut sedikit banyaknya mengurangi kegugupan dan ketakutan itu sendiri terhadap gadis-gadis pelayan rumah Alex Hendrawan.
"Apa kalian percaya," ujar Zahal dengan nada suara yang terdengar sangat bersahabat pada kedua gadis itu. "Bahwa, sesungguhnya, rasku… jenisku sendiri, sebenarnya tidak terlalu memikirkan hal serupa yang terjadi di kamar sebelah itu?"
Dua gadis itu saling pandang sebelum salah satu dari mereka memandangi wajah Zahal dan yang seorang lagi mereguk minuman di tangannya.
"Benarkah?" tanya gadis yang lebih tua. "Lalu, kenapa Anda bergabung bersama mereka, Tuan Zahal?"
