"Kenapa?" tanya Pharas. "Kau tidak suka dengan ideku?" ia menjulurkan lidahnya, lidah itu lebih panjang dari ukuran lidah manusia normal.
Aka Manah menyeringai, lidah Pharas yang menjilati dagu hingga ke bibirnya itu terasa menggelikan sekaligus membangkitkan gairahnya.
"Tidak," sahut Aka Manah. "Kita lihat saja nanti, paling tidak, akan aku coba membicarakan ini kepada Levy."
"Kau tahu…" ujar Pharas.
Si ratu para Alkonost itu mengusap dada Aka Manah, lalu usapan itu turun ke perut sebelum akhirnya bermuara di selangkangan pria tersebut. Ia meremas-remas bagian itu sedemikian rupa sehingga memancing senyum yang lebih lebar di bibir Aka Manah.
"Aku sedang bergairah," bisik Pharas dengan begitu manja di telinga Aka Manah.
"Ya, aku bisa melihat itu," sahut Aka Manah. "Kau tidak perlu mengatakannya kepadaku. Lagi pula, aku sedang tidak bergairah untuk memenuhi hasratmu itu, Pharas."