"Ya, memang seperti itulah kenyataannya, meskipun, terkadang Merryath suka membuatku kesal."
"Aah… aku tahu itu," Merryant terkikik. "Dia keras kepala dan suka membantah ucapan siapa saja."
"Itu yang aku maksud," ujar Pharas. "Astaga…"
"Ada apa?"
"Aku merindukan dia," Pharas pun tidak sungkan lagi untuk menarik tubuh gadis itu ke pelukannya. "Dengar, Merryant," bisiknya seraya mengusap rambut gadis tersebut. "Meskipun Akvan melarangmu untuk membalaskan dendam Merryath, tapi kau jangan khawatir. Aku tahu siapa manusia yang satu itu dan aku tahu di mana harus mencarinya."
"Benarkah?" tanya Merryant dengan cara berbisik pula.
"Kau tenang saja," ujar Pharas. "Kau adalah orang pertama yang akan aku beri tahu setelah aku bisa mengetahui kelemahan manusia yang satu itu. Kita akan mendapatkan balas dendam kita untuk Merryath. Pasti."
"Terima kasih."
"Kalian terlihat akrab sekali?"
Pharas dan Merryant menoleh ke asal suara dan menemukan senyum lebar di wajah Aka Manah.