"Berengsek!" maki Clara. "Kau pikir aku seorang yang rasis, begitukah?"
Tidak saja Ardha Candra sanggup menahan tendangan Clara Dimitrova kepadanya, namun juga pria tersebut dapat menangkap dan menahan kedua kaki Clara, tepat di lututnya.
Hal ini membuat Clara seakan-akan mengangkang di hadapan Ardha Candra tanpa bisa menggerakkan kakinya.
"Kau yakin?"
Ardha Candra menyeringai, terlebih lagi saat tatapannya tertuju pada permukaan celana boy shorts yang dipakai Clara. Bayang sesuatu menggiurkan di balik celana tersebut tercetak jelas di permukaannya yang tipis.
"Kau—" Clara mencoba bangkit.
Hanya saja, entah apa yang dipikirkan oleh Ardha Candra sehingga ia tidak membiarkan Clara bangkit. Sepertinya sang pria lebih suka melihat Clara berbaring menelentang saja di sofa itu.
Dan ya, dari menahan kedua lutut sang detektif, Ardha Candra kini menahan dua tangan Clara tepat di bahunya.
"Kalau begitu," ujar Ardha Candra dengan suara yang sedikit bergetar. "Buktikan padaku, Clara!"