Sayangnya, ketika Ardha Candra melihat tiga mayat polisi yang telah dibunuh oleh makhluk siluman itu dalam kondisi yang terputus-putus, ia pun tidak bisa menahan lonjakan di lambungnya.
Dan ya, pria itu muntah-muntah di belakang Surya Admaja dan Clara Dimitrova.
"Kau menjijikkan!" dengus Clara sementara Surya Admaja tidak protes dengan hal tersebut.
Sang komandan cukup maklum sebab Ardha Candra tidak memiliki latar belakang militer. Tentu, tubuh-tubuh yang terputus dan tergolek di depan sana itu dengan genangan darah dan isi perut yang terburai, semua itu pasti akan membuat pria itu menjadi enek dan akhirnya muntah-muntah.
Dia hanya belum terlatih saja.
"Hei," ujar Surya Admaja pada polisi berpakaian preman yang menggunakan sniper rifle. "Kulihat satu tangannya buntung."
"Ya," sahut si polisi berpakaian preman. "Peluru jenis baru ini ternyata memang ampuh."
"Bagus," Surya Admaja mengangguk-angguk. "Itu kabar yang bagus."