Nathan kembali menelan ludah, lalu pandangannya tertuju pada orang-orang yang ada di ruangan yang sama dengan mereka berdua itu. Sang pemuda mengangguk dan memaksa tersenyum untuk menyapa setiap mata yang tertuju kepadanya.
"Hai, semua," ujar Eredyth layaknya seorang gadis polos pada semua Nimfa dan Iblis Bumi di ruang tengah tersebut. "Ini adalah Nathan, dia kekasihku."
"Hai, Nathan," sapa semua orang di sana.
Tentu saja mereka terpaksa mengikuti permainan Eredyth tersebut, atau kalau tidak, Eredyth bisa mengamuk dan mereka terpaksa harus berhadapan dengan cerberus atau chimaira, atau bahkan dengan kedua-duanya sekaligus.
"Ha—hai…" balas Nathan menyapa balik semua orang.
Setelah itu, barulah Nathan merasa sedikit lega dan tidak lagi canggung seperti sebelumnya.
"Eeh, tunggu sebentar," kata Eredyth seraya berlalu dari hadapan Nathan menuju dapur.