Chapter 145 - Keras Kepala

"Hei, sudahlah," ujar Ardha Candra. "Jangan menangis seperti ini, Jasmine. Kau membuatku serbasalah."

"Aku hanya ingin menangis."

"Ya Tuhan…" Ardha Candra mengeratkan pelukannya di tubuh mantan kekasihnya itu. "Jujur saja, kadang aku merindukan sifat manjamu ini. Sungguh."

"Kalau begitu," ujar Jasmine, ia mengangkat wajahnya yang bersimbah air mata. "Jangan antarkan aku ke rumah Aslan."

"Tapi, Jasmine," Arhda Candra menghela napas dalam-dalam, ia menyeka air mata di pipi Jasmine. "Ini semua demi kebaikanmu."

"Aku hanya ingin bersamamu, Ardha."

"Itu tidak akan terjadi!"

Satu suara yang familier bagi keduanya menyela percakapan mereka. Keduanya sama berpaling ke arah belakang.

Ya, sosok Clara Dimitrova sedang berdiri bersandar bahu ke dinding di ambang batas di antara ruang depan dan ruang tengah, ia berdiri berlipat tangan ke dada.

"Clara!"

Ardha Candra pun melepaskan pelukannya dari Jasmine, sedikit menjaga jarak.

This is the end of Part One, download Chereads app to continue:

DOWNLOAD APP FOR FREEVIEW OTHER BOOKS