Saat Clara Dimitrova berada di satu ruangan dengan Ardha Candra, ia memperlihatkan map biru tebal dan buku jurnal itu kepada Ardha Candra.
"Kau sudah mendapatkan semuanya?"
"Yup!"
"Baguslah," ujar pria itu. "Aku tidak ingin bolak-balik hanya karena hal ini, bikin capek saja."
"Astaga," Clara Dimitrova tertawa halus. "Kau sangat cerewet sekali, Ardha. Dasar laki-laki payah!"
Ardha Candra mendesah panjang. "Terserah apa katamu saja."
"Sudahlah," Clara Dimitrova pun melangkah ke arah pintu depan. "Kita kembali lagi saja ke markas, mungkin orang-orang itu sudah bersiap-siap dengan pertemuan tersebut."
Lagi, pria itu mendesah panjang. "Menyebalkan!"
Lalu, Ardha Candra pun bangkit dari duduknya yang malas itu. Begitu ia berdiri, tiba-tiba saja Divine Sword kembali muncul di tangan kanannya.