Sang koki melenguh pendek, bola matanya membesar menatap tak percaya ke dadanya sendiri. Tangan pria kurus itu menembus dadanya hingga ke punggung. Lelehan darah keluar dari mulutnya.
Dan ketika pria itu menarik tangannya itu, percikan darah yang lebih banyak lagi keluar dari dada sang koki yang berlubang.
Ia tersedak untuk sesaat, lalu ambruk dan tak berkutik lagi, tergeletak di geladak kapal begitu saja sebagi tubuh tak bernyawa.
Tidak ada ekspresi sama sekali di majah pria itu meski telah membunuh tiga orang di atas kapal pesiar kecil tersebut.
Para gadis yang tersisa empat orang itu masih berteriak-teriak ketakutan. Semakin pria asing itu mendekati mereka, semakin kencang pula suara jeritan mereka.
Satu dari dua laki-laki yang tersisa di atas kapal itu mencoba menghadang langkah si pria asing dengan sebuah pengait besar di tangannya. Entah dari mana ABK tersebut mendapatkan pengait itu, namun ia menggunakan benda tersebut untuk menakut-nakuti si pria asing.