Hujan lebat begitu membatasi pandangan. Meski wiper bergerak naik turun menyeka air hujan di kaca mobil bagian depan, tetap saja Arif harus hati-hati dalam melajukan kendaraan. Jarak tempuh yang biasanya hanya memakan waktu tiga puluh menit, kini hampir satu jam mereka masih berada dalam kemacetan panjang.
"Deras banget hujannya," ujar Khanza merapatkan jaketnya.
"Dingin ya, Yang?" tanya Arif.
"Iya, nih. Padahal udah pakai jaket." Khanza mengigil merasakan dinginnya cuaca.
"Sini aku peluk biar hangat!" celetuk Arif dengan senyum jenaka.
Khanza mengangkat tangan bersiap memukul lengan Arif. Namun, pemuda itu dengan sigap menangkap tangan mungil kekasihnya, menggenggam erat dan seperti biasa ia labuhkan kecupan pada tangan yang masih mengepal tersebut.
Menjalin hubungan cinta dengan Arif membuat jantung Khanza selalu berolahraga setiap harinya. Bagaimana tidak, ada saja tingkah pemuda itu yang membuat jantungnya berdebar setiap waktu.
Kring-kring-kring!