Alexa selalu berusaha menepis bayang-bayang Angga jika sedang berada dengan Dimas. Pikirnya, toh ia bersama Dimas bukanlah sebagai pasangan kekasih. Ia hanya mencoba menyenangkan seorang pasien yang usianya sudah divonis oleh dokter.
'Aku tidak bersalah. Aku hanya membuat kenangan indah bersama Dimas sebelum Dimas benar-benar pergi. Toh itu bukan keinginanku, tapi keinginan Dimas. Tak ada pernyataan resmi antara kita. Kita bukanlah sepasang kekasih. Kita hanya teman. Tak apa bukan? Berteman dengan siapapun, wajar bukan?" Alexa membatin.
Setelah menempuh jarak yang cukup jauh, akhirnya bus mulai melambatkan laju kecepatannya.
Alexa benar-benar terlelap. Ia tak menyadari mobil bus yang ditumpanginya sudah benar-benar berhenti di halte yang dituju.
Perlahan Dimas membangunkan Alexa.
"Alexa ... kita sudah sampai," desis Dimas di dekat wajah Alexa.
Nafas Alexa terasa di pipi Dimas. Membuat debaran jantung Dimas seketika berdegup semakin kencang.