Angga tersenyum tipis di balik kegiatannya memakan spagheti. Hatinya berdesir hangat. Ia merasa seperti mendapatkan perhatian kecil dari Alexa. Meski dalam hatinya ada yang berbisik dan menyadarkan dirinya bahwa sia-sia saja memperjuangkan perasaan yang sudah terputus.
'Tak apalah, meski salah. Setidaknya aku hanya memenuhi rasa penasaranku padanya,' bisikan hati Angga yang satu lagi.
"Angga ... kamu sudah bangun rupanya. Ayah kira kamu akan terlambat bangun," sapa pak Dharmawan tiba-tiba.
Angga menoleh. Ia melihat ayahnya datang dari arah kamar utama. Dahi Angga berkerut lagi. Aneh sekali jika benar yang dikatakan nek Pi, ayahnya tidur terpisah dengan Alexa. Sebenarnya apa yang sedang terjadi dengan mereka? Bukankah mereka adalah pasangan suami istri?
Pertanyaan-pertanyaan itu seketika muncul menyerbu benaknya.
"Iya ayah. Aku terbangun karena lapar. Aku rindu makanan nek Pi," sahut Angga.