"Alex, aku gak menyangka, kamu ... "
tenggorokan Angga tercekat. Amarah seolah berkumpul jadi satu di dalam dada membuat pita suaranya seolah tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Alexa hanya mampu menitikkan air mata dalam diamnya. Ia tidak mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan Angga yang murka.
"Ayah, gila! Apa tidak cukup ayah membuat aku kehilangan bunda dan adik Nera? Sekalian saja ayah bunuh aku!" seru Angga dalam lukanya. Suaranya parau.
Pak Dharmawan terdiam.
"Gila! Kalian semua gila!'" umpat Angga tak keruan.
Bayu menatap iba pada sahabatnya itu yang meracau penuh luka. Ia tak bisa menolong Angga. Hanya mampu melihat drama keluarga yang aneh itu.
