Helmi Dharmawan ...
Ia menatap keluar jendela vila miliknya. Di luar tengah hujan lebat. Sesaat ia terhanyut dalam lamunannya. Masih nampak jelas di ingatannya puluhan tahun silam. Saat kehidupannya masih sempurna. Keluarga yang utuh yang saling menyayangi.
Kala itu, masih jelas di ingatannya tentang kejadian di suatu siang. Saat itu ia tengah menemui kawan lama. Tepatnya bukan kawan lama tapi istri dan anak dari kawan lama.
Pak Dharmawan awalnya menerima telepon dengan nomer yang tidak dikenal.
"Halo, siapa ini?"
Pak Dharmawan yang siang itu tengah menikmati hari nan terik dengan bersantai di vila miliknya, terpaksa terusik oleh suara dering telepon.
"Ah, iya tentu saja aku masih mengingatnya. Apa kabarnya Reno? Maaf, apakah ini istrinya?" tebak pak Dharmawan.
Ia mendengarkan jawaban dari wanita di seberang teleponnya. Lantas raut wajahnya mendadak berubah murung.