"Kenapa kamu ke sini? Bukankah ayahmu masih dalam perawatan di rumah sakit?" tanya Alexa.
Bukan sebuah sambutan ataupun pelukan hangat yang didapat oleh Angga, melainkan sebuah pertanyaan yang menohok hatinya.
Pertanyaan yang mampu membuat Angga mengernyitkan dahi.
Setelah membujuk Alexa berkali-kali, akhirnya Alexa menuruti permintaan Angga. Ia mau diajak pulang oleh Angga.
Ibu mengangguk dan menepuk bahuku lalu masuk ke dalam kamar Nano. Kudengar suara Nano ngedumel. Aku menghembuskan nafas berat. Adikku itu sekarang susah diatur, ditambah lagi sikap malasnya. Padahal sebelum adzan subuh sudah kubangunkan, kupikir ia bangun dan bersiap untuk ke masjid. Ternyata masih ngejungkel di kamar. Astaghfirullah.
"Si cantik rumahnya di mana?" Ibu menyebut kata cantik setelah melihat foto profil whatsapp milik Ahra dari ponselku.