"Jadi, apakah sudah sepakat dengan perjanjian ini? Bagaimana, dokter Angga?" tanya pak kepala desa pada Angga.
Angga terdiam. Otaknya tebgah berpikiran jauh perihal perjanjian yang dibuat oleh kepala desa.
"Saya setuju!" seru Joni tanpa menunggu jawaban dari Angga.
Sontak membuat semua yang hadir menatap ke arah Joni, tak terkecuali Angga. Ia menoleh dengan kecepatan kilat. Bagaimana tidak, seharusnya Joni mendiskusikan baik dan buruknya dari sebuah perjanjian sehingga melahirkan kesepakatan.
"Saya tidak perlu menunggu lama lagi mendapatkan pertanyaan giliran. Saya langsung saja menjawab bahwa saya sangat setuju dengan kesepakatan ini. Perjanjian ini akan saya jalankan tanpa protes sama sekali," ujar Joni dengan sikap sombongnya.
Ia semat melirik dengan tatoan mengejek pada Angga.
Hati Angga membara, tapi ia tidak boleh sembarangan mengumbar kemarahan sebab saat ini, posisinya tidak menguntungkan baginya.