"Tadi itu siapa sih, Vi?" tanya Tama akhirnya. Ia sudah sedari tadi tak sabaran ingin
Iainya Dimas cemburu melihaat ANgga kini berada di smaping ALexa
bertanya tentang laki-laki bertubuh gemuk itu. Namun tidak ia kemukakan karena menunggu Vivi sendiri lah yang bercerita padanya. Tapi hingga mereka sudah berada di dalam mobil angkutan, Vivi belum juga cerita.
sekali berseru senang dan bahagia, tapi logika menekan perasaan sumringah itu. Ia sadar bahwa ada tembok pembatas antara dirinya dan Tama. Tembok kasta juga impian. Ia tak sebanding dengan Tama yang keluarganya sempurna, baik secara finansial maupun keutuhan keluarga.
"Aku sengaja gak sarapan dulu di rumah, supaya aku bisa sarapan sama kamu. Hari ini aku luangkan waktuku hanya untuk kamu."
Vivi sudah sering mendengar ucapan
"Siapa, Vi?" ibunya bertanya sebelum Vivi