Teka-taki apa sebenarnya ini?
Isinya Angga meulai mmebnagun kembali kepercayaannya pada soosk ALexa. I abelajar mencintia ALexa kembali.
Ayah? Cincin digdaya? Bulan. Apa yang sebenarnya kak Ciya ingin ceritakan padaku? Tapi demi sebuah cerita, aku rela bersabar menunggu sesuatu yang aku sendiri tidak tau apa yang sedang aku tunggu.
Perlahan ku tatap cahaya bulan, menurutku tidak ada yang berubah. Bulan itu masih biasa saja, bersinar seperti layaknya malam-malam lainnya.
"Istirahatlah, besok malam kakak akan ajak kamu lagi untuk menjawab rasa penasaranmu satu persatu."
Kak Ciya lalu keluar dari kamarku. Kulirik jam di dinding kamar. Ternyata masih jam sepuluh malam. Tapi, saat di danau tadi, aku merasa waktu sudah melewati tengah malam. Seperti berada di dimensi waktu yang berbeda. Entahlah yerlalu banyak yang mengusik pikiranku. Rasa kantuk tiba-tiba menyergap kesadaranku. Lelah aku hanya tidur.
.
.
"Bil! Lu sakit apa? Tiga hari lu gak masuk sekolah."